Tafsir asyuara dan arrum
Tafsir asyuara dan arrum
Surat Asy-Syu'ara, Ayat 137
إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا خُلُقُ ٱلۡأَوَّلِينَ
Artinya:
(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu,
Makna Mufrodat:
إن tidak
هذا ini
إلا melainkan
خُلُقُ adat kebiasaan
ٱلۡأَوَّلِينَ orang-orang terdahulu
I'rob:
إِنۡ: نافية
هذا: ه للتنبيه، ذا إشارة، مبتدأ
إلا: للحصر
خلق: خبر هذا، مضاف
ٱلۡأَوَّلِينَ: مضاف إليه، مجرور بالياء
Tafsir ayat:
137-138. Berkata kaum Ad kepada Nabi mereka Hud : Ketahuilah olehmu wahai Hud, bahwasanya kami tidaklah berda di atas keadaan ini kecuali kami sama dengan kondisi orang-orang sebelum kami, dan ini adalah naluriah zaman, dan kami tidak akan terkena adzab dan merasakan hukuman sebagaimana engkau klaim dan katakan.
Maksudnya, keadaan seperti ini; terkadang kaya dan terkadang miskin, terkadang mendapat nikmat dan terkadang mendapat bahaya hanyalah hal biasa dari dahulu, bukan sebagai ujian atau nikmat dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala serta cobaan dari-Nya.
Mereka berkata lagi, "agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. Apa yang dilakukan nenek moyang kami, itulah yang kami ikuti. " inilah bentuk taklid buta dalam hal keyakinan agama yang sangat dibenci oleh Allah. 138. Dan dengan pongahnya mereka berkata lagi, "dan kami sama sekali tidak akan di azab oleh Allah di akhirat kelak. " mereka menganggap bahwa kenikmatan yang mereka miliki adalah bentuk kasih sayang Allah kepada mereka, maka di akhirat pun mereka yakin tidak akan disiksa.
Surat Ar-Rum, Ayat 41
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
Artinya:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Makna Mufrodat:
ظَهَرَ: telah tampak
ٱلۡفَسَادُ: kerusakan
فِي: di
ٱلۡبَر: daratan
وَٱلۡبَحۡرِ: dan lautan
بِمَا: disebabkan
كَسَبَتۡ: perbuatan
أَيۡدِي: tangan
ٱلنَّاسِ: manusia
لِيُذِيقَهُم: agar mereka merasakan
بَعۡضَ: sebagian
ٱلَّذِي: yang
عَمِلُواْ: perbuatan mereka
لَعَلَّهُمۡ: agar mereka
يَرۡجِعُونَ: kembali
I'rob:
ظَهَرَ: فعل ماض
ٱلۡفَسَادُ: فاعل مرفوع
فِي: حرف جر
البر: مجرور بالفي
و: حرف عطف
البحر: معطوف على البر مجرور
بما: ب سببيه حرف جر، ما مصدريه
كسبت: فعل ماض، ت للتأنيث
أَيۡدِي: فاعل مرفوع بضمة مقدرة على الياء، مضاف،
الناس: مضاف إليه.
لِيُذِيقَهُم: ل للتعليل يذيق فعل مضارع منصوب بأن مضمرة بعد اللام الموؤل (أن يذيقهم)، فاعله ضمير مستتر، هم مفعول به
بَعۡضَ: مفعول به ثانى، مضاف
الذى: اسم موصول ساكن، مضاف اليه
عَمِلُواْ: فعل ماض، الواو فاعل
لعلهم: لعل للترجي، هم اسمه
يرجعون: يرجع فعل مضارع الواو فاعل.
Tafsir ayat:
Bila pada ayat-ayat sebelumnya Allah menjelaskan sifat buruk orang musyrik mekah yang menuhankan hawa nafsu, melalui ayat ini Allah menegaskan bahwa kerusakan di bumi adalah akibat mempertuhankan hawa nafsu. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, baik kota maupun desa, disebabkan karena perbuatan tangan manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsu dan jauh dari tuntunan fitrah. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan buruk mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar dengan menjaga kesesuaian perilakunya dengan fitrahnya. 42. Perbuatan buruk manusia akan mendatangkan azab sebagaimana azab yang telah menimpa umat-umat terdahulu. Azab itu juga akan datang kepada umat-umat di masa sekarang maupun yang akan datang sebagai sunatullah jika mereka memiliki karakter yang sama. Karena itu, katakanlah, wahai nabi Muhammad, kepada siapa saja yang meragukan hakikat ini, 'bepergianlah di muka bumi, di mana saja yang bisa kamu jangkau, lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu yang dihancurkan akibat perilaku buruk mereka. Itu semua karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan Allah dan menuhankan hawa nafsu. '.
Referensi:
1. I'robul Quran wa bayanuhu, Muhyiddin Al Darwisy, cet. Dar ibn Katsir
2. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
3. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah, cet. Darul fikr.
4. Tafsir Atthabary, jamiul Quran, Abu Ja'far Muhammad bin jarir Atthabary, cet. Dar Hijr.
5. Tafsir Al-Qur'anul Adzim, Imaduddin abil fida Ismail bin Katsir Al dimasqi, cet. Dar kitab ihyaul Arab.
6. Tafsir Al Qurtuby Jaamiul ahkam, Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad Abi Bakar Al Qurtuby.
إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا خُلُقُ ٱلۡأَوَّلِينَ
Artinya:
(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu,
Makna Mufrodat:
إن tidak
هذا ini
إلا melainkan
خُلُقُ adat kebiasaan
ٱلۡأَوَّلِينَ orang-orang terdahulu
I'rob:
إِنۡ: نافية
هذا: ه للتنبيه، ذا إشارة، مبتدأ
إلا: للحصر
خلق: خبر هذا، مضاف
ٱلۡأَوَّلِينَ: مضاف إليه، مجرور بالياء
Tafsir ayat:
137-138. Berkata kaum Ad kepada Nabi mereka Hud : Ketahuilah olehmu wahai Hud, bahwasanya kami tidaklah berda di atas keadaan ini kecuali kami sama dengan kondisi orang-orang sebelum kami, dan ini adalah naluriah zaman, dan kami tidak akan terkena adzab dan merasakan hukuman sebagaimana engkau klaim dan katakan.
Maksudnya, keadaan seperti ini; terkadang kaya dan terkadang miskin, terkadang mendapat nikmat dan terkadang mendapat bahaya hanyalah hal biasa dari dahulu, bukan sebagai ujian atau nikmat dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala serta cobaan dari-Nya.
Mereka berkata lagi, "agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. Apa yang dilakukan nenek moyang kami, itulah yang kami ikuti. " inilah bentuk taklid buta dalam hal keyakinan agama yang sangat dibenci oleh Allah. 138. Dan dengan pongahnya mereka berkata lagi, "dan kami sama sekali tidak akan di azab oleh Allah di akhirat kelak. " mereka menganggap bahwa kenikmatan yang mereka miliki adalah bentuk kasih sayang Allah kepada mereka, maka di akhirat pun mereka yakin tidak akan disiksa.
Surat Ar-Rum, Ayat 41
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
Artinya:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Makna Mufrodat:
ظَهَرَ: telah tampak
ٱلۡفَسَادُ: kerusakan
فِي: di
ٱلۡبَر: daratan
وَٱلۡبَحۡرِ: dan lautan
بِمَا: disebabkan
كَسَبَتۡ: perbuatan
أَيۡدِي: tangan
ٱلنَّاسِ: manusia
لِيُذِيقَهُم: agar mereka merasakan
بَعۡضَ: sebagian
ٱلَّذِي: yang
عَمِلُواْ: perbuatan mereka
لَعَلَّهُمۡ: agar mereka
يَرۡجِعُونَ: kembali
I'rob:
ظَهَرَ: فعل ماض
ٱلۡفَسَادُ: فاعل مرفوع
فِي: حرف جر
البر: مجرور بالفي
و: حرف عطف
البحر: معطوف على البر مجرور
بما: ب سببيه حرف جر، ما مصدريه
كسبت: فعل ماض، ت للتأنيث
أَيۡدِي: فاعل مرفوع بضمة مقدرة على الياء، مضاف،
الناس: مضاف إليه.
لِيُذِيقَهُم: ل للتعليل يذيق فعل مضارع منصوب بأن مضمرة بعد اللام الموؤل (أن يذيقهم)، فاعله ضمير مستتر، هم مفعول به
بَعۡضَ: مفعول به ثانى، مضاف
الذى: اسم موصول ساكن، مضاف اليه
عَمِلُواْ: فعل ماض، الواو فاعل
لعلهم: لعل للترجي، هم اسمه
يرجعون: يرجع فعل مضارع الواو فاعل.
Tafsir ayat:
Bila pada ayat-ayat sebelumnya Allah menjelaskan sifat buruk orang musyrik mekah yang menuhankan hawa nafsu, melalui ayat ini Allah menegaskan bahwa kerusakan di bumi adalah akibat mempertuhankan hawa nafsu. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, baik kota maupun desa, disebabkan karena perbuatan tangan manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsu dan jauh dari tuntunan fitrah. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan buruk mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar dengan menjaga kesesuaian perilakunya dengan fitrahnya. 42. Perbuatan buruk manusia akan mendatangkan azab sebagaimana azab yang telah menimpa umat-umat terdahulu. Azab itu juga akan datang kepada umat-umat di masa sekarang maupun yang akan datang sebagai sunatullah jika mereka memiliki karakter yang sama. Karena itu, katakanlah, wahai nabi Muhammad, kepada siapa saja yang meragukan hakikat ini, 'bepergianlah di muka bumi, di mana saja yang bisa kamu jangkau, lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu yang dihancurkan akibat perilaku buruk mereka. Itu semua karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan Allah dan menuhankan hawa nafsu. '.
Referensi:
1. I'robul Quran wa bayanuhu, Muhyiddin Al Darwisy, cet. Dar ibn Katsir
2. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
3. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah, cet. Darul fikr.
4. Tafsir Atthabary, jamiul Quran, Abu Ja'far Muhammad bin jarir Atthabary, cet. Dar Hijr.
5. Tafsir Al-Qur'anul Adzim, Imaduddin abil fida Ismail bin Katsir Al dimasqi, cet. Dar kitab ihyaul Arab.
6. Tafsir Al Qurtuby Jaamiul ahkam, Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad Abi Bakar Al Qurtuby.
Surat Asy-Syu'ara, Ayat 137
إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا خُلُقُ ٱلۡأَوَّلِينَ
Artinya:
(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu,
Makna Mufrodat:
إن tidak
هذا ini
إلا melainkan
خُلُقُ adat kebiasaan
ٱلۡأَوَّلِينَ orang-orang terdahulu
I'rob:
إِنۡ: نافية
هذا: ه للتنبيه، ذا إشارة، مبتدأ
إلا: للحصر
خلق: خبر هذا، مضاف
ٱلۡأَوَّلِينَ: مضاف إليه، مجرور بالياء
Tafsir ayat:
137-138. Berkata kaum Ad kepada Nabi mereka Hud : Ketahuilah olehmu wahai Hud, bahwasanya kami tidaklah berda di atas keadaan ini kecuali kami sama dengan kondisi orang-orang sebelum kami, dan ini adalah naluriah zaman, dan kami tidak akan terkena adzab dan merasakan hukuman sebagaimana engkau klaim dan katakan.
Maksudnya, keadaan seperti ini; terkadang kaya dan terkadang miskin, terkadang mendapat nikmat dan terkadang mendapat bahaya hanyalah hal biasa dari dahulu, bukan sebagai ujian atau nikmat dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala serta cobaan dari-Nya.
Mereka berkata lagi, "agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. Apa yang dilakukan nenek moyang kami, itulah yang kami ikuti. " inilah bentuk taklid buta dalam hal keyakinan agama yang sangat dibenci oleh Allah. 138. Dan dengan pongahnya mereka berkata lagi, "dan kami sama sekali tidak akan di azab oleh Allah di akhirat kelak. " mereka menganggap bahwa kenikmatan yang mereka miliki adalah bentuk kasih sayang Allah kepada mereka, maka di akhirat pun mereka yakin tidak akan disiksa.
Surat Ar-Rum, Ayat 41
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
Artinya:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Makna Mufrodat:
ظَهَرَ: telah tampak
ٱلۡفَسَادُ: kerusakan
فِي: di
ٱلۡبَر: daratan
وَٱلۡبَحۡرِ: dan lautan
بِمَا: disebabkan
كَسَبَتۡ: perbuatan
أَيۡدِي: tangan
ٱلنَّاسِ: manusia
لِيُذِيقَهُم: agar mereka merasakan
بَعۡضَ: sebagian
ٱلَّذِي: yang
عَمِلُواْ: perbuatan mereka
لَعَلَّهُمۡ: agar mereka
يَرۡجِعُونَ: kembali
I'rob:
ظَهَرَ: فعل ماض
ٱلۡفَسَادُ: فاعل مرفوع
فِي: حرف جر
البر: مجرور بالفي
و: حرف عطف
البحر: معطوف على البر مجرور
بما: ب سببيه حرف جر، ما مصدريه
كسبت: فعل ماض، ت للتأنيث
أَيۡدِي: فاعل مرفوع بضمة مقدرة على الياء، مضاف،
الناس: مضاف إليه.
لِيُذِيقَهُم: ل للتعليل يذيق فعل مضارع منصوب بأن مضمرة بعد اللام الموؤل (أن يذيقهم)، فاعله ضمير مستتر، هم مفعول به
بَعۡضَ: مفعول به ثانى، مضاف
الذى: اسم موصول ساكن، مضاف اليه
عَمِلُواْ: فعل ماض، الواو فاعل
لعلهم: لعل للترجي، هم اسمه
يرجعون: يرجع فعل مضارع الواو فاعل.
Tafsir ayat:
Bila pada ayat-ayat sebelumnya Allah menjelaskan sifat buruk orang musyrik mekah yang menuhankan hawa nafsu, melalui ayat ini Allah menegaskan bahwa kerusakan di bumi adalah akibat mempertuhankan hawa nafsu. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, baik kota maupun desa, disebabkan karena perbuatan tangan manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsu dan jauh dari tuntunan fitrah. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan buruk mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar dengan menjaga kesesuaian perilakunya dengan fitrahnya. 42. Perbuatan buruk manusia akan mendatangkan azab sebagaimana azab yang telah menimpa umat-umat terdahulu. Azab itu juga akan datang kepada umat-umat di masa sekarang maupun yang akan datang sebagai sunatullah jika mereka memiliki karakter yang sama. Karena itu, katakanlah, wahai nabi Muhammad, kepada siapa saja yang meragukan hakikat ini, 'bepergianlah di muka bumi, di mana saja yang bisa kamu jangkau, lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu yang dihancurkan akibat perilaku buruk mereka. Itu semua karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan Allah dan menuhankan hawa nafsu. '.
Referensi:
1. I'robul Quran wa bayanuhu, Muhyiddin Al Darwisy, cet. Dar ibn Katsir
2. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
3. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah, cet. Darul fikr.
4. Tafsir Atthabary, jamiul Quran, Abu Ja'far Muhammad bin jarir Atthabary, cet. Dar Hijr.
5. Tafsir Al-Qur'anul Adzim, Imaduddin abil fida Ismail bin Katsir Al dimasqi, cet. Dar kitab ihyaul Arab.
6. Tafsir Al Qurtuby Jaamiul ahkam, Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad Abi Bakar Al Qurtuby.
إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا خُلُقُ ٱلۡأَوَّلِينَ
Artinya:
(agama kami) ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang-orang terdahulu,
Makna Mufrodat:
إن tidak
هذا ini
إلا melainkan
خُلُقُ adat kebiasaan
ٱلۡأَوَّلِينَ orang-orang terdahulu
I'rob:
إِنۡ: نافية
هذا: ه للتنبيه، ذا إشارة، مبتدأ
إلا: للحصر
خلق: خبر هذا، مضاف
ٱلۡأَوَّلِينَ: مضاف إليه، مجرور بالياء
Tafsir ayat:
137-138. Berkata kaum Ad kepada Nabi mereka Hud : Ketahuilah olehmu wahai Hud, bahwasanya kami tidaklah berda di atas keadaan ini kecuali kami sama dengan kondisi orang-orang sebelum kami, dan ini adalah naluriah zaman, dan kami tidak akan terkena adzab dan merasakan hukuman sebagaimana engkau klaim dan katakan.
Maksudnya, keadaan seperti ini; terkadang kaya dan terkadang miskin, terkadang mendapat nikmat dan terkadang mendapat bahaya hanyalah hal biasa dari dahulu, bukan sebagai ujian atau nikmat dari Allah Subhaanahu wa Ta'aala serta cobaan dari-Nya.
Mereka berkata lagi, "agama kami ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu. Apa yang dilakukan nenek moyang kami, itulah yang kami ikuti. " inilah bentuk taklid buta dalam hal keyakinan agama yang sangat dibenci oleh Allah. 138. Dan dengan pongahnya mereka berkata lagi, "dan kami sama sekali tidak akan di azab oleh Allah di akhirat kelak. " mereka menganggap bahwa kenikmatan yang mereka miliki adalah bentuk kasih sayang Allah kepada mereka, maka di akhirat pun mereka yakin tidak akan disiksa.
Surat Ar-Rum, Ayat 41
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
Artinya:
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Makna Mufrodat:
ظَهَرَ: telah tampak
ٱلۡفَسَادُ: kerusakan
فِي: di
ٱلۡبَر: daratan
وَٱلۡبَحۡرِ: dan lautan
بِمَا: disebabkan
كَسَبَتۡ: perbuatan
أَيۡدِي: tangan
ٱلنَّاسِ: manusia
لِيُذِيقَهُم: agar mereka merasakan
بَعۡضَ: sebagian
ٱلَّذِي: yang
عَمِلُواْ: perbuatan mereka
لَعَلَّهُمۡ: agar mereka
يَرۡجِعُونَ: kembali
I'rob:
ظَهَرَ: فعل ماض
ٱلۡفَسَادُ: فاعل مرفوع
فِي: حرف جر
البر: مجرور بالفي
و: حرف عطف
البحر: معطوف على البر مجرور
بما: ب سببيه حرف جر، ما مصدريه
كسبت: فعل ماض، ت للتأنيث
أَيۡدِي: فاعل مرفوع بضمة مقدرة على الياء، مضاف،
الناس: مضاف إليه.
لِيُذِيقَهُم: ل للتعليل يذيق فعل مضارع منصوب بأن مضمرة بعد اللام الموؤل (أن يذيقهم)، فاعله ضمير مستتر، هم مفعول به
بَعۡضَ: مفعول به ثانى، مضاف
الذى: اسم موصول ساكن، مضاف اليه
عَمِلُواْ: فعل ماض، الواو فاعل
لعلهم: لعل للترجي، هم اسمه
يرجعون: يرجع فعل مضارع الواو فاعل.
Tafsir ayat:
Bila pada ayat-ayat sebelumnya Allah menjelaskan sifat buruk orang musyrik mekah yang menuhankan hawa nafsu, melalui ayat ini Allah menegaskan bahwa kerusakan di bumi adalah akibat mempertuhankan hawa nafsu. Telah tampak kerusakan di darat dan di laut, baik kota maupun desa, disebabkan karena perbuatan tangan manusia yang dikendalikan oleh hawa nafsu dan jauh dari tuntunan fitrah. Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari akibat perbuatan buruk mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar dengan menjaga kesesuaian perilakunya dengan fitrahnya. 42. Perbuatan buruk manusia akan mendatangkan azab sebagaimana azab yang telah menimpa umat-umat terdahulu. Azab itu juga akan datang kepada umat-umat di masa sekarang maupun yang akan datang sebagai sunatullah jika mereka memiliki karakter yang sama. Karena itu, katakanlah, wahai nabi Muhammad, kepada siapa saja yang meragukan hakikat ini, 'bepergianlah di muka bumi, di mana saja yang bisa kamu jangkau, lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu yang dihancurkan akibat perilaku buruk mereka. Itu semua karena kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan Allah dan menuhankan hawa nafsu. '.
Referensi:
1. I'robul Quran wa bayanuhu, Muhyiddin Al Darwisy, cet. Dar ibn Katsir
2. Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
3. Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah, cet. Darul fikr.
4. Tafsir Atthabary, jamiul Quran, Abu Ja'far Muhammad bin jarir Atthabary, cet. Dar Hijr.
5. Tafsir Al-Qur'anul Adzim, Imaduddin abil fida Ismail bin Katsir Al dimasqi, cet. Dar kitab ihyaul Arab.
6. Tafsir Al Qurtuby Jaamiul ahkam, Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad Abi Bakar Al Qurtuby.
Tafsir asyuara dan arrum